Perhitungan Per Desember Tahun 2012 PT. Nippon
Indosari Corporindo, Tbk
1.
Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban
lancenya. Rasio ini antara lain, Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Cepat (Quick
Ratio), Rasio Lancar (Current Ratio).
§ Current
Ratio = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar
Current
Ratio = Rp 219.818.034.145 / Rp 195.455.567.772 = Rp 1,12
Analisis :
Setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh 1,12 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancer dengan hutang lancar adalah 1,12 : 1
§ Quick Ratio
= (Total Aktiva Lancar – Persediaan) / Total Hutang Lancar
Quick Ratio
= (Rp 219.818.034.145 – Rp 22.598.712.855) / Rp 195.455.567.772
= Rp 197.219.321.290 / Rp
195.455.567.772 = Rp 1,009
Analisis :
Rata-rata industri tingkat liquidnya atau quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan
pada PT. Nippon Indosari Corpindo.tbk 1,009 maka keadaannya sangat baik karena
perusahaan dapat membayar hutang walaupun dikurangi persediaan.
2.
Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini
antara lain, Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap
Total Asset, TIE (Time Interest Earned).
§ Total Dept
to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
Total Dept
to Equity Ratio = (Rp 538.337.083.673 / Rp 666.607.597.550) x
100%
= 0,81 x 100% = 81%
Analisis :
Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Perusahaan dibiayai 81% untuk tahun 2012.
§ To Debt to
Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) x 100%
To Debt to Asset Ratio = (Rp 538.337.083.673 /
Rp 1.204.944.681.223) x 100%
= 0,44 x 100% = 44%
Analisis :
Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2010 artinya bahwa
setiap Rp 100 pendanaan perusahaan Rp 44 dibiayai dengan hutang dan Rp 56
disediakan oleh pemegang saham.
3.
Rasio Provabilitas / Rentabilitas
Rasio yang digunakan
untuk megukur kamampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan. Rasio ini antara lain, GPM (Gross Profit Margin), OPM (Operatig
Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA(Return to Toal Asset),
dan REO (Return Of Equity).
§ Gross Profit
Margin = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%
Gross Profit
Margin = (Rp 556.412.908.045 / Rp 1.190.852.893.340) x 100%
= 0,46 x 100% =
46%
Analisis :
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih adalah
sebesar 46%
§ Net Profit
Margin = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) x 100%
Net Profit
Margin = (Rp 149.149.548.025 / Rp 1.204.944.681.223) x 100%
= 0,12 x 100% = 12%
Analisis :
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 12%
§ Operating
Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) x 100%
Operating
Profit Margin = (Rp 199.403.319.484 / Rp
1.190.852.893.340) x 100%
= 0,16 x 100% = 16%
Analisis :
Operating Ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio ini
rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang
terserap dengan biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.
§ Return Of
Equity = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Return Of Equity = (Rp 149.149.548.025 /
Rp 666.607.597.550) x 100%
= 0,22 x 100% = 22%
Analisis : pengambilan atas modal perusahaan sebesar
22%
Cat :
Laporan Keuangan yang saya gunakan adalah Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi dari PT Nippon Indosari Corporindo, Tbk Tahun 2012
-Tugas Softskill Analisis Ratio-
Cat :
Laporan Keuangan yang saya gunakan adalah Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi dari PT Nippon Indosari Corporindo, Tbk Tahun 2012
-Tugas Softskill Analisis Ratio-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar