Sedikit ingin bercerita dan
menuliskan sebuah kisah yang menginspirasi dan sangat mengharukan bagi saya.
Dan semoga bermanfaat pula untuk kalian yang membacanya :)
“Father
and Crows”
Pada suatu sore seorang ayah
bersama anaknya yang baru saja menamatkan pendidikan tinggi, duduk
berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap diranting pohon. Lalu ayah menunjuk ke
arah gagak sambil bertanya “Nak, apakah benda tersebut?”
“Burung Gagak,” jawab si
anak.
Si ayah mengangguk-angguk,
namun beberapa saat kemudian ayah mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak
menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu si anak menjawab dengan
sedikit keras. “itu burung gagak ayah!”
Tetapi sejenak kemudian si
ayah bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak marah
dengan pertanyaan yang sama dan diulang-ulang, lalu si anak menjawab dengan
lebih keras, “Burung Gagak!!”
Si ayah terdiam seketika.
Namun tidak lama kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama sehingga
membuatkan si anak kehilangan kesabarannya menjawab dengan nada yang
ogah-ogahan menjawab pertanyaan si ayah, “gagak ayah...”. tetapi kembali
mengejutkan si anak, beberapa saat kemudian si ayah sekali lagi membuka mulut
hanya untuk bertanyakan pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar
kehilangan kesabaran dan menjadi marah.
“Ayah! Saya tidak mengerti,
ayah mengerti atau tidak. Tetapi sudah lima kali ayah menanyakan pertanyaan
tersebut dan sayapun sudah memberikan jawabannya. Apakah yang ayah ingin
katakan? Itu burung gagak, burung gagak ayah..” kata si anak dengan nada yang
begitu marah.
Si ayah kemudian bangkit
menuju kedalam rumah dan meninggalkan si anak yang terheran-heran. Sebentar
kemudian si ayah keluar lagi dengan membawa sesuatu ditangannya. Ia mengulurkan
benda tersebut kepada anaknya yang masih marah-marah dan bertanya-tanya.
Ternyata benda tersebut sebuah diary lama. “Coba kau baca apa yang pernah ayah
tulis di dalam buku diary itu”, pinta si ayah. Si anak taat dan membaca bagian
yang berikut...
“Hari ini aku di halaman
rumahku bersama anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor burung
gagak hinggap di pohon. Anakku terus menunjuk ke arah burung gagak tersebut dan
bertanya, “ayah, apakah itu?”.
Dan aku menjawab, “Burung Gagak,
nak”.
Walau bagaimanapun, anakku
terus bertanya pertanyaan yang sama dan setiap kali aku menjawab dengan
pertanyaan yang sama. Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa
cinta dan kasih sayang, akupun terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin
tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu pendidikkan yang
berharga “
Setelah selesai mambaca
bagian tersebut si anak mengangkat wajah memandang wajah ayah yang kelihatan
sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, “hari ini ayah baru menanyakan kepadamu
pertanyaan yang sama sebanyak lima kali dan kau telah kehilangan kesabaranmu
dan marah, nak”.
Nah.. pesan dr kisah
inspiratif ini adalah kesabaran itu sesungguhnya milik seorang ayah. Tanpa mau
dilihat, ia ingin berbuat :)
-Softskill-
-Softskill-