Kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari
Perancis yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “perantara” . Kewirausahaan
dalam arti luas adalah proses penciptaan suatu yang berbeda nilainya dengan
menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko financial,
psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan
kepuasaan pribadi.
Joseph A. Schumpeter memberikan penekanan pada konsep
inovasi sebagai kriteria yang membedakan perusahaan dari bentuk usaha lainnya.
Mereka yang memimpin wirausaha dinamakan wirausahawan. Schumpeter menyatakan
bahwa tidak ada orang yang menjadi wirausahawan sepnajang waktu;
seseorang berprilaku sebagai wirausahawan hanya ketika melakukan suatu inovasi.
Didalam kewirausahaan, adanya tiga jenis perilaku yaitu :
1.
Memulai inisiatif
2.
Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme
sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya
3.
Diterimanya resiko atau kegagalan
A. Karakteristik
Wirausahawan..
Para wirausaha dunia modern muncul pertama kali di
Inggris pada masa revolusi industri pada akhir abad kedelapan belas. Masa
tersebut merupakan era produksi dengan menggunakan mesin yang diawali dengan
penemuan mesin uap James Watt, mesin pemintal benang oleh Richard Arkwringht,
dan lain-lain. Orang - orang jenis ini sangat penting dalam pembangunan
perekonomian Inggris. Mereka menerapkan penemuan untuk tujuan produksi dan
berusaha mendapatkan peningkatan output industri yang sangat besar melalui
penggunaan teknologi baru.
Para wirausahaan awal ini mempunyai karakteristik
kesabaran dan tenaga yang tidak terbatas. Beberapa mempunyai uang, dan bukan
berasal dari golongan bangsawan. Mereka muncul dari kelas menengah-bawah,
didorong oleh keinginan untuk mewujudkan impian dan gagasan inovatif menjadi
kenyataan. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan
organisasi-organisasi mereka. Mereka percaya pada nilai kerja yang mereka
lakukan, mereka tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagian tujuan
pertama. Keberhasilan memberi arti dan kebanggaan pada usaha yang mereka
lakukan. Sedangkan menurut McClelland, karakteristik
wirausahawan adalah sebagai berikut :
1.
Keinginan untuk berprestasi
2.
Keinginan untuk bertanggung jawab
3.
Preferensi pada kemungkinan berhasil
4.
Preferensi kepada resiko-resiko menengah
5.
Orientasi kemasa depan
B.
Penentuan
potensi kewirausahawan..
Peluang
usaha baru akan mendatangkan berbagai jenis resiko. Jika ingin memulai bisnis
baru bisa menilai tingkat n Ach, mereka
akan mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan untuk berhasil dimana
individu bisa menilai kualifikasi untuk memulai dan mengelola bisnis baru agar
berhasil. Karakteristik wirausahawan sukses dengan n Ach tinggi akan memberikan
pedoman bagi analis sendiri.
1.
Kemampuan Inovatif
2.
Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3.
Keinginan untuk berprestasi
4.
Kemampuan perencanaan realistis
5.
Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
6.
Obyektivitas
7.
Tanggung jawab pribadi
8.
Kemampuan beradaptasi
C.
Metode
analisa diri sendiri
Memulai
usaha baru hendaknya memperhitungkan kebutuhan, dorongan dan aspirasi sebelum
mengambil langkah-langkah penting. Kebutuhan disini adalah hal-hal yang akan
membantu individu memustuskan apakah pribadi mereka sesuai dengan peran
kewirausahawan. McClelland mengemukakan tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi
pencapaian tujuan ekonomi. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk
berprestasi, n Ach, kebutuhan berfiliasi, n Afill dan kebutuhan untuk berkuasa,
n Pow.
Analisa Prestasi Pribadi
Suatu cara dimana individu-individu menilai
kebutuhan dengan menelaah pengalaman yang paling tidak bisa dilupakan dalam
karir. Individu hendaknya menentukan sumber-sumber kepuasan dan sumber
ketidakpuasan. Karna jika hal-hal yang diingat dalam suatu peristiwa dipusatkan
pada kemenangan atas kekalahan atau pemecahan masalah yang sulit dengan
kecerdasan diri, kebutuhan yang dipenuhi tersebuttermasuk kategori n Ach.
D. Pengembangan nAch
nAch adalah
motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi
tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang,
dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari
lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut. Keseluruhan
pola pelatihan pengembangan nAch harus menyesuaikan diri dengan satu cara
terbaik. Kondisi tersebut menurut Chris Argyris adalah individu mampu
mendefinisikan tujuan mereka sendiri tujuan” tersebut berhubungan dengan
kebutuhan, kemampuan dan nilai-nilai mereka, individu mendefinisikan arah dari
tujuan” tersebut, dan pencapaian tujuan itu mewakili tingkat aspirasi realistis
bagi individu.
Pada Tahap
Pertama, dalam pelatihan membantu menyadarkan orang-orang pada potensi untuk
mendapatkan karakteristik kewirausahaan yang diminta untuk menulis
rencana-rencana tertentu bagi perubahan pribadi untuk dua tahun yang bakan
datang. Rencana-rencana tertentu untuk mencapai tujuan yang menerangkan
kesulitan-kesulitan apa yang mungkin akan dihadapi. Prosedur ini mendorong
pemusatan diri pada tujuan dan memberikan umpan balik pada hasil kerja yang
bernilai bisa digunakan mengarahkan usaha kearah prestasi.
Pada Tahap
Kedua, dipusatkan pada pengembangan apa yang diistilahkan sindrom prestais.
Individu diajar berpikir, berbicara, bertindak dan menyadari orang lain sebagai
Pribadi dengan nAch tinggi. Melalui cara-cara tersebut dan melalui penggunaan
bahasa prestasi para peserta dibiasakan untuk berpikir dengan cara yang baru.
Sikap yang secara menyeluruh disesuaikan untuk melihat dunia dari sudut pandang
pencapaian tujuan.
Pada Tahap
Ketiga, berhubungan dengan kognitif. Tujuannya untuk membantu orang-orang yang
menghubungkan cara berpikir baru dengan asumsi sebelumnya dan cara melihat
dunia. Dasar rasional untuk menghubungkan nAch dengan keberhasilan dari usaha
baru disajikan melalui pertemuan individu dan kelompok. Mereka berusaha
menjawab masalah
E.
Manajemen dalam Kewirausahaan
Terdapat faktor-faktor yang bisa diajarkan untuk
melahirkan seorang wirausahawan yaitu berupa pendekatan sistematis untuk
megidentifikasi kesempatan bisnis, analisis resiko, dan perolehan kompetensi
manajerial.
§ Identifikasi
kesempatan-kesempatan
Kewirausahaan berputar disekitar
inovasi. Inovasi termasuk cara terbaru dan lebih baik dalam mengerjakan
sesuatunya. Cara tersebut menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat tapi
berbeda dari yang lainnya untuk memenuhi keinginan dari masyarakat.
§ Analisa
resiko
Pribadi kewirausahaan memiliki
resiko yang bisa diperhitungkan yang bersifat menengah dan bisa dikendalikan.
Resiko yang bisa diperhitungkan dalam bisnis adalah keputusan mengenai
pengeluaran uang dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar